ISLAMI

Bersahabat dengan Alhamdulillah
Salah satu gizi spiritual dalam menghadapi kehidupan adalah bersahabat dengan “alhamdulillah” yang artinya segala puji bagi Allah Swt. Orang-orang yang sering bersahabat dengan “gizi spiritual” ini, insyaAllah hidupnya akan lebih bahagia dibanding yang mereka duga.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku seorang suami, sebab banyak orang yang ingin bersuami namun belum menemukannya. Suami dengan segala keangkuhannya, menyebabkan hambamu ini mampu belajar sabar.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku seorang istri, sebab banyak orang yang ingin beristri namun belum menemukannya. Istri dengan segala kesulitannya untuk dididik, menyebabkan hambamu ini harus banyak belajar ilmu “Andragogy”, yaitu pendidikan untuk orang-orang dewasa.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan kepadaku beberapa anak, sebab banyak orang yang ingin punya anak namun belum engkau izinkan dan juga banyak yang belum punya anak karena memang belum ketemu jodoh. Anak dengan segala kesulitannya untuk dinasehati, menyebabkan hambamu ini harus banyak menambah ilmu agar sesuai dengan perkembangan zaman anak-anak. Dengan kehadiran anak-anak, justru menyebabkan hambamu malu kalau mau bertengkar dengan istri dan suami.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau menitipkan kepadaku seorang atasan pemarah dan sering mengungkit-ngungkit berbagai masalah, sebab banyak orang yang tidak punya atasan, bukan karena dirinya atasan tapi karena dirinya menganggur. Dengan atasan pemarah hambamu berkesempatan untuk mendoakan semoga beliau segera sadar bahwa kemarahan akan menghancurkan siklus kehidupan dirinya sendiri.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau menitipkan kepadaku banyak karyawan, yang sebagiannya suka demo minta tuntutan gaji dan kesejahteraan lainnya, sebab banyak orang tidak punya karyawan sebab sudah lima tahun belakangan ini perusahaannya gulung tikar dan bahkan tikarnyapun sampai tidak ada yang digulung. Dengan punya karyawan, semoga hambamu bisa menjadi salah satu jalan rizki bagi mereka dengan seizin Engkau ya Allah.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menitipkan orang-orang disekelilingku sebagian ada yang menyakiti, walaupun hamba-Mu ini telah berusaha untuk berbuat baik kepada siapapun sekuat kemampuan. Sebab, banyak orang yang tidak pernah disakiti orang lain karena dalam hidupnya tidak pernah bergaul dengan masyarakat banyak. Semoga dengan disakiti dan hambamu tetap ingin berbuat baik dengan yang menyakiti menyebabkan Engkau akan mengabulkan doa-doa orang yang terdhzolimi ini.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau memberi kesempatan kepadaku, kuliah tidak sesuai dengan jurusan pilihan pertama, sebab banyak orang yang tidak pernah menikmati jurusan kuliah karena kekurangan dana untuk memenuhi keinginannya kuliah. Dengan kuliah tidak sesuai jurusan, semoga akan punya lebih dari satu keahlian, keahlian pertama adalah jurusan ketika kuliah dan keahlian lainnya adalah mempelajari sendiri banyak hal yang dulu dicita-citakan.

Sahabat CyberMQ,

Banyak hal didunia ini yang bisa kita syukuri dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, dan dengan sering mengucapkan alhamdulillah, milyaran peluang prestasi akan mengejar-ngejar kita.

Banyak hal didunia ini yang kita tidak siap menyukuri dengan mengucapkan “Alhamdulillah dan dengan sering merasa berat dan bahkan enggan mengucapkan alhamdulillah, milyaran peluang prestasi akan lari meninggalkan kita.

Berani hadapi tantangan bersahabat dengan alhamdulillah agar hidup dikejar-kejar prestasi??? Bagaimana pendapat sahabat!!!


Masrukhul Amri

Pakai Kerudung Tapi Tetap Seksi
Salah satu ciri fisik seorang wanita salehah adalah suka berpakaian sopan, dan selalu mengenakan busana yang tertib menutupi aurat. Banyak kaum hawa yang tampak berpakaian tapi pada hakikatnya mereka sama saja dengan "telanjang"- busana mereka sengaja dibuat hanya menutupi bagian-bagian tertentu saja. Kendati kain busana dirancang menutupi sekujur tubuh, namun lekuk molek dan bentuk tubuhnya masih tetap tampak jelas dimata yang memandang. "Buat apa pake kerudung, kalau masih tetap ingin tampil seksi di depan umum."timpal suami penulis yang kebetulan bekerja di perusahaan milik Aa Gym, dan mengaku jarang "menikmati" pemandangan yang penulis utarakan.

Kesimpulan yang penulis kemukakan pada paragraf awal, penulis ambil setelah membuka terjemahan Al Qurán Nur Karim hadiah Kerajaan Saudi, halaman 678, surat Al Ahzab ayat 59. Bunyi firman-Nya adalah : "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min : "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Kesimpulan itu diperkuat pula oleh pelajaran yang penulis dapatkan dari pengajian rutin di Masjid Al Falah. Ustadzah Dyah Kusumastuti pemateri saat itu menjelaskan, bahwa jilbab atau kerudung adalah model busana yang dirancang untuk melindungi seluruh tubuh, terutama tubuh bagian atas, kecuali muka dan telapak tangan. KH Ujang Muhammad, pembimbing jamaah ketika penulis menunaikan ibadah umrahpun memberikan contoh yang lebih tegas dan konkret kepada penulis : "Pakaian yang menutupi aurat itu, jelasnya seperti yang ibu-ibu kenakan pada saat melaksanakan thawaf dan sa'i, waktu menunaikan umrah seperti sekarang ini."

Dari pelajaran-pelajaran itu, akhirnya saya bisa memetik hikmah, bahwasanya Allah mmerintahkan wanita berpakaian rapat agar wanita yang beriman bisa dibedakan dari wanita yang tak beriman. Dengan berpakaian seperti yang telah disyariátkan itu, wanita berimanpun tercegah dari upaya-upaya kaum munafik yang sering berniat atau berlaku keonaran terhadap kaum muslimah.

***

Suami penulis pernah mewanti-wanti, bahwasanya salah satu fitrah wanita adalah rasa malu. Fitrah yang terejawantahkan kedalam sifat malu (bukan dalam pengertian rendah diri) itu tersirat dari caranya berpakaian. Wanita yang berjilbab rapat, seperti apa yang dijelaskan Ustadzah Masjid Al Falah maupun KH Ujang Muhammad, menandakan keistiqamahannya dalam menjaga fitrah atau rasa malunya agar tetap utuh. Sedang wanita yang masih fifty-fifty, atau sama sekali enggan berpakaian sesuai syar'i, maka ia berarti 'setengah' atau seluruhnya ingkar dari fitrahnya sebagai wanita.

"Terus, apa yang harus Ummi lakukan agar fitrah Ummi sebagai wanita tetap utuh, Bi ?"

Suami penulis tak langsung menjawab pertanyaan itu. Dia bangkit menuju rak buku, lantas kembali menyodorkan kitab terjemahan Al Qurán cetakan "pemkot" Madinah Al Munawwarah. Setelah membaca taúdz dan basmalah, suami membacakan salah satu ayat dalam surat An Nuur. Usai melantunkan satu ayat dari surat An Nuur itu, diapun membacakan tafsir terjemahannya. Bunyinya : "Katakanlah kepada wanita yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada: suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putera-putera mereka, putera-putera suami mereka, saudara-saudara lelaki mereka, putera-putera saudara lelaki mereka, putera-putera saudara perempuan mereka, wanita-wanita Islam, hamba-hamba yang mereka miliki, pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita." (Q.S. 24 : 31)

"Itulah sebabnya Ummi, kenapa Abi dulu mensyaratkan agar Ummi berjilbab dulu sebelum menikah dengan Abi."ucap suami sambil meletakkan tafsir qurán ke atas rak buku.

"Alah, tapi Abi suka juga 'kan melihat wanita berkerudung tapi tampak seksi?" timpal penulis dengan maksud menggoda.

"Lho, bagaimana sih Ummi ini ? Karena Abi, kawan-kawan Abi, dan semua lelaki pada lazimnya mudah sekali tergoda, maka tugas Ummi dan kawan-kawan Ummi-lah untuk mendakwahi sesama kaumnya. Jangan sampai Abi, kaumnya Abi, atau ada lelaki yang terjerumus dan tergoda, gara-gara penampilan seronok seorang wanita yang notabene adalah muslimah. Itu 'kan sama saja mendzhalimi lelaki, dan mendzhalimi Ummi juga, kalau Abi sampai tergoda." balas suami penulis dengan nada menggoda pula.